Penyanyi veteran India, Lucky Ali, menjadi pusat badai media sosial menyusul pesan menyentuh hati yang mengungkapkan solidaritas terhadap Palestina.
Di X (sebelumnya Twitter), Ali membagikan postingan yang berbunyi: “Semua anak Palestina adalah milikku.” Pernyataannya mencerminkan kesedihan yang dirasakan banyak orang di tengah kekerasan yang sedang berlangsung di Gaza, di mana pemboman tanpa henti yang dilakukan Israel telah menewaskan, melukai, dan membuat trauma banyak warga sipil, termasuk anak-anak.
Namun, pesan Ali tidak diterima dengan baik oleh beberapa pengguna India yang dengan cepat menyerangnya secara online.
Akun-akun yang tampaknya pro-Israel membanjiri postingannya dengan komentar-komentar kebencian, mempertanyakan kesetiaannya kepada India dan mengejek belas kasihnya terhadap anak-anak Palestina.
Beberapa komentarnya bersifat pribadi dan menyinggung. Salah satu pengguna dengan sinis bertanya, “Mengapa kamu begitu jauh dari anak-anakmu?” sementara yang lain mengejeknya, menulis, “Palestina ayahkukenapa kamu meninggalkan anak-anakmu di Palestina dan [are] tinggal di India? Anda harus pergi ke sana.”
Yang lain bahkan melangkah lebih jauh dengan menanyakan mengapa dia “hidup mewah di India” ketika anak-anaknya berada di Palestina, dan secara tidak sengaja menyiratkan bahwa India bukanlah tempat bagi umat Islam atau pendukung Palestina. “Mengapa Anda hidup mewah di India? Mengapa Anda tidak pergi ke Palestina untuk bertemu mereka secara pribadi?” tulis troll itu. Yang lain menimpali, “Sekarang jadilah orang tua yang bertanggung jawab dan pergilah ke sana.”
Meski dimusuhi, Ali tampaknya tidak terpengaruh oleh rentetan kritik. Dalam satu pertukaran, seorang pengguna menyatakan kekecewaannya dengan mengatakan, “Aku sangat menghormatimu, tapi perlahan-lahan kamu kehilangannya, Lucky bhai.” Ali menjawab dengan tegas, “Tempatmu bukan di sini.”
Tanggapan penuh kebencian ini menyoroti tantangan yang dihadapi tokoh masyarakat ketika berbicara mengenai isu-isu kontroversial, terutama di bawah pemerintahan Modi di India. Reaksi terhadap Ali tampaknya tidak hanya mencerminkan pertentangan ideologis tetapi juga keinginan untuk mencegah orang lain bersuara untuk Palestina.
Namun, penolakan Ali untuk mundur pada saat lebih mudah untuk tetap diam mencerminkan keberaniannya dan pesannya selaras dengan mereka yang percaya pada kemanusiaan yang melampaui batas.
Mohon maaf, Foto memang tidak relevan. Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih