WASHINGTON: Seperti tahun 2024 pemilihan presiden Semakin memanas, Partai Demokrat mendukung upaya bersejarah Kamala Harris untuk menjadi presiden perempuan pertama, dengan harapan pencalonannya akan memberi semangat pada pemilih perempuan pada khususnya.
Upaya Harris untuk menjadi presiden menambah sudut pandang sejarah yang signifikan dalam kampanyenya yang dapat menggalang dukungan bagi perempuan. Menurut Sensus AS tahun 2022, perempuan merupakan kelompok pemilih yang cukup besar, dengan 168,6 juta perempuan di negara tersebut dan sekitar 70 persen terdaftar sebagai pemilih, melampaui jumlah pemilih laki-laki.
Data dari League of Women Voters (LWV) menunjukkan bahwa jumlah perempuan yang hadir dalam pemilihan kongres tahun 2022 cukup besar, sebagian didorong oleh keputusan Mahkamah Agung untuk membatalkan Roe v. Wade, yang menghapuskan perlindungan federal terhadap hak aborsi. Keputusan ini masih menjadi perhatian mendesak di kalangan pemilih perempuan karena Mahkamah Agung terus cenderung konservatif, yang sebagian besar dibentuk oleh hakim yang ditunjuk oleh pemerintahan Trump dan Bush. Banyak perempuan khawatir bahwa kembalinya Trump ke kursi kepresidenan akan menghasilkan penunjukan hakim yang lebih konservatif secara nasional.
“Prospek pemecahan masalah ini dapat memotivasi jumlah pemilih dan menciptakan rasa urgensi di kalangan pemilih yang ingin melihat keterwakilan di tingkat tertinggi pemerintahan,” kata Dr Naheed Chaudhary, seorang dokter dan aktivis hak-hak perempuan. “Signifikansi historis ini, dikombinasikan dengan posisi kebijakan Harris terhadap perempuan, menarik bagi koalisi pemilih perempuan yang luas.”
Dalam pernyataan kampanyenya, Partai Demokrat memposisikan Harris sebagai pendukung kuat hak-hak perempuan, terutama sehubungan dengan pembalikan Roe v. Wade. “Kekhawatiran para pemilih mengenai perlindungan hak aborsi dapat mempengaruhi jumlah pemilih secara signifikan, khususnya di kalangan perempuan,” tambah Dr Chaudhary.
Optimisme Partai Demokrat dipicu oleh tren perilaku pemilih baru-baru ini, terutama dampak hak aborsi terhadap jumlah pemilih pada pemilu sela. LWV mencatat rekor jumlah dua belas gubernur perempuan yang kini menjabat, dan menyebutnya sebagai “pencapaian besar secara historis.” Namun, baik LWV maupun Partai Demokrat mengakui bahwa negara tersebut belum memilih presiden perempuan. Pada tahun 2024, inisiatif pemungutan suara mengenai peraturan aborsi di sepuluh negara bagian, termasuk Arizona, dapat lebih memobilisasi dukungan untuk Harris.
Selain daya tarik gender dan kebijakan Harris, Partai Demokrat juga mengandalkan sifat Donald Trump yang bersifat polarisasi. Mereka berpendapat bahwa meskipun Trump memperoleh lebih dari 74 juta suara pada tahun 2020—lebih banyak dibandingkan kandidat Partai Republik sebelumnya—dia kalah dari Joe Biden dengan selisih tujuh juta suara. Banyak perempuan, imigran, kaum liberal, dan kelompok lainnya memandang Trump sebagai ancaman dan diyakini tidak akan mendukung Trump kembali menjabat.
Harris telah mengambil sikap tegas dalam pidato kampanyenya, menyebut Trump sebagai seorang “fasis” dan merupakan ancaman terhadap prinsip-prinsip demokrasi. Pembingkaian ini selaras dengan kekhawatiran para pemilih mengenai risiko kembalinya Trump. Jajak pendapat Reuters/Ipsos pada bulan Juli menunjukkan bahwa empat dari lima orang Amerika merasa negaranya “keluar kendali,” sebuah sentimen yang dapat meningkatkan daya tarik Harris sebagai pilihan yang menstabilkan.
Untuk mengatasi masalah kritis lainnya, Harris berusaha membandingkan dirinya dengan usia Biden, yang pada akhirnya memengaruhi keputusannya untuk tidak mencalonkan diri lagi. Dia menekankan masa mudanya, semangatnya, dan kemampuannya untuk memerintah secara efektif, dan memposisikan dirinya sebagai alternatif yang kuat dan energik, yang menurut sumber kampanye, membuat Trump enggan untuk berdebat dengannya.
Popularitas Harris tampak sangat kuat di kalangan demografi utama Partai Demokrat, termasuk pemilih yang berpendidikan perguruan tinggi dan orang Amerika berusia lanjut, yang keduanya dikenal memiliki jumlah pemilih yang tinggi. Secara finansial, ia juga memiliki keunggulan: sejak pencalonannya pada bulan Juli, Harris telah mengumpulkan dana lebih banyak daripada yang dikumpulkan Trump sejak Januari 2023, menurut analisis Financial Times. Kampanyenya juga telah meningkatkan belanja iklan Trump hampir dua kali lipat, sebuah faktor penting ketika negara-negara bagian sudah jenuh dengan pesan-pesan kampanye.
Jajak pendapat saat ini menunjukkan adanya pergeseran prioritas pemilih, dimana masyarakat Amerika semakin fokus pada layanan kesehatan, perubahan iklim, dan stabilitas ekonomi dibandingkan loyalitas partai tradisional.
Diterbitkan di Fajar, 5 November 2024
Mohon maaf, Foto memang tidak relevan. Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih