Hambatan struktural adalah tantangan untuk mempertahankan stabilitas makroekonomi, laporan tahunan Bank Negara Pakistan (SBP) laporan tentang keadaan perekonomian mengatakan pada hari Kamis.
“Penurunan investasi … lingkungan bisnis yang tidak menguntungkan, kurangnya penelitian dan pengembangan, dan rendahnya produktivitas, serta risiko perubahan iklim terus menghambat potensi pertumbuhan perekonomian,” kata SBP dalam sebuah pernyataan. penyataan.
Selain itu, bank sentral mencatat bahwa “inefisiensi yang berkepanjangan di sektor energi telah mengakibatkan akumulasi utang sirkular”.
“Meskipun pemerintah telah mulai mengatasi tantangan-tantangan di sektor energi melalui penyesuaian harga yang besar, terdapat kebutuhan untuk memperluas cakupan upaya-upaya ini dengan memperkenalkan kebijakan sektoral dan reformasi peraturan,” katanya.
SBP menambahkan bahwa reformasi ini diperlukan untuk mengatasi sifat tidak efisien badan usaha milik negara (BUMN) yang terus membebani sumber daya fiskal yang sudah dibatasi oleh kebijakan pemerintah. rasio pajak terhadap PDB yang rendah.
Sisi positifnya, laporan ini mencatat membaiknya kondisi makroekonomi berkat dukungan Dana Moneter Internasional (IMF) Fasilitas Dana Perpanjangan (EFF), yaitu disetujui oleh Dewan Dana pada bulan September.
SBP mengatakan bahwa program IMF “diharapkan akan semakin memperkuat posisi neraca eksternal negara, meningkatkan peringkat kredit negara dan meningkatkan kepercayaan investor”.
“Pada saat yang sama, negara ini diharapkan mendapat manfaat dari lingkungan ekonomi global yang kondusif,” katanya, seraya menyoroti penurunan inflasi di negara-negara maju sementara pertumbuhan ekonomi global diperkirakan tetap stabil.
Laporan tersebut menyatakan bahwa “hasil terkini” menunjukkan rata-rata inflasi turun di bawah kisaran proyeksi sebelumnya sebesar 11,5 hingga 13,5 persen untuk tahun fiskal 2025.
Menteri Keuangan menegaskan kembali tekad pemerintah untuk melakukan reformasi
Sementara itu, Menteri Keuangan Muhammad Aurangzeb menegaskan kembali tekad pemerintah untuk melanjutkan reformasi perpajakan, energi dan BUMN secara luas dalam pertemuan dengan Duta Besar AS Donald Blome.
Menteri Keuangan menggarisbawahi bahwa pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan rasio pajak terhadap PDB menjadi 13,5 persen dalam tiga tahun ke depan dengan menutup kebocoran dan memasukkan sektor-sektor yang tidak dikenai pajak ke dalam jaring pajak.
Menghargai upaya pemerintah untuk meningkatkan stabilitas makroekonomi, duta besar tersebut menggarisbawahi komitmen AS untuk meningkatkan kerja sama bilateral dalam inisiatif teknis dan pembangunan serta mendorong investasi AS yang berkualitas tinggi di Pakistan.
Mohon maaf, Foto memang tidak relevan. Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih